Aliran Laba Air Biru Isi Ulang Dan Syarat Buka Franchise

Aliran Laba Air Biru Isi Ulang Dan Syarat Buka Franchise

air biru isi ulang – Air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan air konsumsi yang tinggi menginspirasi Yantje Wongso untuk memulai usaha air Biru isi ulang.

Dengan modal Rp 125 juta, Yantje mulai mengembangkan usaha air minum isi ulang. Namun sebelum memulai bisnis, ia melakukan riset terlebih dulu untuk menyediakan air konsumsi yang sehat dan murah. Baru pada Mei 2002, Yantje membuka gerai pertamanya di Surabaya.

Ia menggunakan teknologi pemurnian air dengan cara melepaskan partikel Ozon (O3) di dalam air. “Dengan proses tersebut, bisa menghilangkan bakteri, rasa, dan bau pada air yang belum diolah,” terang Yantje.

Selain itu, dengan pemakaian teknologi pemurnian Ozon, Yantje bilang, air minum produknya memiliki daya tahan hingga dua bulan. Sementara, air minum isi ulang merek lain biasanya hanya tahan selama dua minggu saja.

Empat tahun kemudian, yakni pada November 2006, Yantje baru menawarkan kemitraan depo air minum dengan merek Biru di bawah bendera PT Biru Semesta Abadi. Kini, Yantje telah memiliki 50 mitra yang semuanya masih terpusat di Jakarta dan Surabaya.

Dengan mematok harga air biru isi ulang Rp 3.500 per galon, Yantje mengklaim usahanya mempunyai standar higienis yang baik di setiap gerainya. Ia juga menjalin kerja sama dengan pemasok air konsumsi di berbagai wilayah operasinya. Pemasok air inilah yang akan memasok kebutuhan air konsumsi untuk semua gerai yang menjadi mitranya.

Yantje menawarkan kemitraan air minum isi ulang Biru  ini dengan investasi sebesar Rp 350 juta. Biaya ini akan dipakai untuk persiapan usaha, seperti pembelian peralatan, marketing dan operasional awal sebesar Rp 275,5 juta. Sisanya, merupakan biaya renovasi bangunan.

Setiap hari, berdasarkan pengalaman di gerainya, depo Biru akan mengisi 250 galon hingga 300 galon air. Dengan perhitungan omzet berkisar Rp 26 juta hingga Rp 32 juta per bulan, Yantje memasang target, mitra bisa mendapatkan modalnya kembali dalam waktu empat tahun.

Selama kemitraan berlangsung, pihak Biru Semesta Abadi akan tetap melakukan pendampingan untuk mitra. Dua kali dalam setahun, tim manajemen akan berkunjung untuk memastikan kualitas air di tiap gerai tetap terjaga.

Menurut Dewi, mitra Depo Air Minum Biru di Tebet, Jakarta Selatan, prospek usaha air minum Biru sangat menjanjikan. Ini terlihat dari antusias konsumen yang membeli produk-produknya. “Dengan menggunakan teknologi Ozon, air minum ini kaya oksigen dan sangat menyehatkan,” ujarnya.

Saat ini, Dewi mengaku, bisa menjual 500 hingga 600 galon per hari dengan harga Rp 4.000. Alhasil, ia pun bisa merengkuh omzet Rp 2,4 juta per hari.

Mulai membuka gerai depo air minum Biru sejak Maret 2007, modal Dewi pun sudah kembali pada 2010, atau hanya butuh waktu tiga tahun untuk balik modal. Namun untuk bisa sukses, ia mengingatkan pentingnya penentuan lokasi usaha. Selain memiliki ukuran ideal 10 meter x 12 meter, tempat usaha juga harus menyediakan area parkir untuk menampung minimal tiga mobil.

Air Minum Biru sendiri menawarkan biaya investasi mulai dari sekitar Rp530 juta dengan jangka waralaba selama 10 tahun. Biaya tersebut belum termasuk dengan lokasi dan renovasi.

Terkait persyaratan harga franchise Biru, pada 2019 merencanakan program 10 tahun percepatan pertumbuhan, dan pada semester kedua di tahun 2020 pertumbuhan Biru cenderung semakin kuat walaupun di masa pandemi.
Baca Artikel Lain : bahaya air isi ulang biru

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *